TUGAS
TATTWA
“Pura Dalem
Karang Jangkong“
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Nama : Ni Kadek Ayu Meivi Sudarsini
Nim : 121 111 01
Jur / smstr : Pendidikan
Agama
Hindu/
IIIA
KEMENTRIAN
AGAMA REPUBLIK INDONESIA
SEKOLAH
TINGGI AGAMA HINDU NEGERI GDE PUDJA
MATARAM
2013
KATA
PENGANTAR
Om swastiastu
Om awigenam astu
nama siwa budaya
Atas asung
kherta wara nugraha ida sang hyang widhi wasa. Bahwasanya saya telah dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Pura Dalem Karang Jangkong di Kecamatan Cakranegara, walaupun tidak
sedikit hambatan dan kesulitan yang saya hadapi, tiada daya dan upaya kecuali
dengan pertolongan Ida Shang Hyang Widhi Wasa, akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Walaupun
demikian, sudah barang tentu makalah ini masih terdapat kekurangan dan belum
dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan saya. Oleh karena itu saran
dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak saya harapkan agar dalam
pembuatan makalah di waktu yang akan datang bisa lebih baik lagi.
Harapan saya semoga makalah ini berguna bagi siapa
saja yang membacanya.
Sebagai ucapan terakhir saya aturkan parama santhi
Om shanti shanti
shanti om
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kata pura berasal dari bahasa sangsekerta yang
berarti kota atau benteng yang artinya tempat yang di buat khusus dengan di
pagari tembok menandakan kontak dengan kekuatan suci. Pura yang berfungsi
sebagai tempast suci untuk pemujaan untuk Sang Hyang Widhi Wasa berserta
manifestasinya dan roh suci leluhur. Pura disebut juga
kahyangan yaitu replika atau bentuk tiruan dari sthana sejati Tuhan Yang Maha
Esa dengan berbagai manifestasinya. Berbagai jenis pura dalam pengertian
sebagai tempat suci untuk memuja Ida Sang Hyang Widhi, Dewa Dewi, Bhtara Bhtari
dan dapat dikelompokan berdasarkan fungsinya:
1.
Pura yang berfungsi sebagai tempat untuk
memuja Sanghyang Widhi, para Dewata.
2.
Pura yang berfungsi sebagai tempat untuk
memuja Bhatara yaitu roh suci leluhur.
Selain
pemilihan tempat, maka dalam pembangunan pura juga didasarkan atas falsafah
satyam-siwam-sundaram, yaitu kebenaran (Satyam), kesucian (Siwam), dan keasrian
atu keindahan (Sundaram). Untuk tetap
tegaknya falsafah Satyam- Siwam- Sundaram ini maka di tugaskanlah seorang atau
beberapa orang Pinandita atau Pemangku yang bertugas merawat dan manata upacara
yajna di pura itu. (Pedoman Pembangunan
Tempat Ibadah;6-8;2009)
Selain
hal di atas, yang perlu di perhatikan dalam pendirian tempat suci adalah
struktur pura, dimana yang dimaksud adalah struktur secara fisik bukan struktur
secara funfsional. Pembagian halaman pura sangat bervariasi, ada pura yang
terdiri dari 1 halaman, 2 halaman, 3 halaman dan 7 halaman. Yang lumrah adalah
pura yang terdiri dari 3 halaman yaitu Nistha Mandala (jaba sisi), Madya
Mandala (jaba tengah), dan Utama Mandala (jeroan). (Pedoman Pembangunan Tempat Ibadah;9;2009)
Pura
Dalam Karang Jangkong memiliki makna dan arti filosofi, dimana di Pura Dalam
Karang Jangkong terdapat Pura Rajapati dan hal-hal unik pun juga terdapat di
Pura Dalam Karang Jangkong. Pura Dalam berfungsi sebagai penyungsung Bethara
Siwa atau sebagai pelebur.
1.2
Tujuan
Menambah pengetahuan pembaca tentang betapa
banyaknya keunikan dan keanekaragaman tempat ibadah yang kita miliki sebagai
umat Hindu khususnya di pulau Lombok. Dan di harapkan dapat menambah
pengetahuan pembaca agar lebih banyak mengetahui sejarah dan lokasi pura yang
tersebar di pulau Lombok ini dengan tujuan dapat bersama-sama menjaga dan
melestarikan pura yang merupakan warisan dari para sesepuh kita terdahulu.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Singkat Pura Dalam
Karang Jangkong
Sejarah berdiri Pura Dalam Karang Jangkong
pertama kali di Lombok tetapi tidak diketahui persis tahun berdirinya, tapi menurut Jero Mangku I Nengah Wenten Pura
Dalam Karang Jangkong ada sejak datangnya umat Hindu ke Mataram sekitar abad
ke- 18.
Pada masa pulau Lombok diperintah oleh para
Raja- raja. Raja Mataram di tahun 1842 menaklukan Kerajaan Pagesangan. Setahun
kemudian tahun 1843 manaklukan kerajaan kahuripan. Kemudian ibukota Kerajaan
dipindahkan ke Cakranegara dengan ukiran Kawi pada nama Istana Raja. Raja
Mataram (Lombok) selain terkenal kaya raya juga adalah raja yang terkenal ahli
tata ruang kota, raja juga melaksanakan sensus penduduk kerajaan denagn meminta
semua penduduknya mengumpulkan jarum. Penduduk laki-laki dan perempuan akan diketahui
lewat ikatan warna tali pada jarum-jarum yang diserahkan. Setelah Raja Mataram
jatuh oleh pemerintahan Hindia Belanda yang harus diserahkan atau di bayar
mahal oleh tewasnya Jend. P.P.H. van Ham.
2.2
Pengurus Pura Dalem Karang Jangkong
Saat ini Pura Dalem Karang Jangkong di kelola
oleh umat hindu di kota mataram pada umumnya dan di kelola oleh 23 lingkungan /
banjar yang berada di daerah lingkungan pajang hingga cakranegara pada
khususnya. Adapun pengurus inti yaitu ketua krama Pura Dalem Karang Jangkong
saat ini adalah I Gusti lanang Brata Suta yang bertempat tinggal di karang
sidemen, sekretaris bernama I Wayan Artika yang bertempat tinggal di karang
sampalan dan bendahara bernama I Gede Warga yang bertempat tinggal di jeruk
manis cakra negara. Pura Dalem Karang Jangkong memiliki 2 pemangku yang sering
bertugas bergantian membantu umat hindu dalam pelaksanaan persembahyangan dan
beberapa kegiatan yadnya di pura tersebut.
2.3 Fungsi Pura Dalam Karang
Jangkong
Pura
Dalam Karang Jangkong berfungsi sebagai penyungsung Bathara Siwa yang bertugas
sebagi Pelebur sekaligus tempat pemujaan dan tempat dalam pelaksanaan upacara
yajna terutama pada saat kegiatan Pitra Yajna.
2.4 Konsep Ketuhanan
Pura
dalam karang jangkong memiliki konsep ketuhanan sivaisme karna sebagai tempat
pemujaan bhatara Siva dan Saktinya Dewi Dhurga yang di dalam konsep Tri Sakti
yaitu sebagai Pemralina. Adapun beberapa plinggih di Pura Dalem Karang Jangkong
terdapat 7 pelinggih yang diantaranya adalah:
1. Gedong
merupakan beristananya Bhatara Durga yang berfungsi sebagai penerima orang yang
meninggal atau tempat peleburan. Didepan pura gedong terdapat 2 penjaga yang
disebut dengan sang suratme yang merupakan patung yang mewastra kuning yaitu
bertugas sebagai mencatat semua perbuatan manusia, sedangkan jogor manik patung
yang menggunakan wastra hitam bertugas sebagai penerima laporan dari sang
suratme.
2. Pelinggih
Bhatari Ayu Melanting sebagai tempat ngelungsur rejeki.
3. Pelinggih
Bhatara Bagus Alit atau Bhatara Bagus Balian sebagai tempat ngelungsur obat
orang yang sakit.
4. Pelinggih
Bhatara Wisnu yang berfungsi sebagai tempat ngelungsur Tirtha.
5. Pelinggih
Bhatara Gde Ngerurah yang berfungsi sebagai juru arah (sebagai penyampaian
pesan), sebagai tempat ngeteg bayu atau orang yang lemah.
6. Pelinggih
yang terdapat di bale bebantenan sering disebut dengan tirtha bale pegat yang
berfungsi sebagai ngelungsur pelukatan.
7. Prajapati
terdiri dari:
· Brahman
(merah) atau saksinya Dewa Siwa dan sebagai pencipta alam semesta.
· Wisnu
(hitam) saksinya Dewa Siwa sebagai pemelihara.
· Iswara
(putih) saksinya Dewa Siwa sebagai pelebur dan mengembalikan keasal segala
ciptaan.
· Siwa
( kuning) sebagai Mahadewa.
2.5 Rangkaian Upacara
Dan Upakara
A. Upacara
Setiap pura mempunyai upacara
khusus yang disebut pujawali atau piodalan yamg pelaksanaanya setiap satu tahun
sekali. Besar
kecilnya pujawali menentukan besar kecilnya upakara. Menurut tradisi upacara
pujawali Pura Dalam Krang Jangkong jatuh pada tilem sasih kedase.Pujawali di Pura Dalam Karang
Jangkong berlangsung selama 3 hari, dengan rangkaian upacara sebagai berikut:
·
Hari pertama ngadengang yaitu melakukan
penyucian yang di pimpin oleh Pedande Gde Oka Darma.
·
Upacara pujawali. Makna upacara pujawali
adalah sebagai ungkapan umat hindu bahwa segala yang ada ini adalah ciptaan,
milik, dan dibawah kuasa tuhan, disamping itu sekaligus juga sebagai ungkapan
rasa terimakasih umat hindu kepada tuhan. Jadi mempersembahkan kembali kepada
tuhan dengan segala manifestasinya setelah segala sesuatu yang sesungguhnya
adalah miliknya. Tepat tilem sasih kedasa dilaksanakan upacara pujawali di Pura
Dalam Karang Jangkong dimana pelaksanaannya sore hari dilakukan persembahyangan
bersama yang dipimpin oleh dua pedanda yaitu, pedanda budha dan pedanda siwa.
·
Setelah selesai pujawali, keesokan harinya
melakukan penyineban atau sering disebut dengan pemblayagan yang dipimpin oleh
Pedande.
B. Upakara
Adapun upakaranya dalam pujawali
tersebut, yaitu sebagai berikut:
Khususnya pada
pelaksanaan upacra di Pura Dalam Karang
Jangkong, upakaranya menggunakan banten apejatian/dandanan.
2.6
Makna Dan Filosofi
Pura dalam karang jangkong merupakan
pura yang tertua dilombok, tetapi tidak diketahui persis tahun berdirinya,
menurut Jero Mangku I Nengah Wenten Pura Dalam Karang Jangkong ada sejak datangnya
umat Hindu ke Mataram sekitar abad ke- 18. Pandangan Menurut tokoh agama I
Nyoman Artha Kusuma makna dan filosofi Pura Dalam, Rajapati, dan Setra yaitu
bhuana agung atau dialam ini diartikan satu kesatuan atau bagian yang tidak
dapat dipisahkan, karena sesungguhnya Pura Dalam, Rajapati dan Setra itu
terdapat pada diri manusia itu sendiri yaitu pada bagian tubuh manusia yaitu
pada lidah. Di sebutkan ujung lidah adalah rajapati dimana kedudukan rajapati
itu sendiri sebagai bapak, tengah lidah adalah setra dimana tempat terlepasnya
manusia dengan hidup atau tiada, dan pangkal lidah adalah pura dalam dimana
kedudukan pura dalam itu sebagai ibu yang melinggih yaitu bhatara Durga. I
Nyoman Artha Kusuma memandang posisi rajapati dan pura dalam karang jangkong itu salah, karena beliau mengatakan posisi
yang benar yaitu terdapat di Pura Dalam Karang Medain, karena tempat rajapati,
setra dan pura dalam sudah pada posisi yang tepat, berbeda dengan Pura Dalam
yang terdapat di Getap Selatan, posisi Pura Dalam lebih rendah dari setra
disebut Pura Dalam Ganda Mayu.
2.7 Hal-Hal Yang Istimewa Di Pura
Dalam Karang Jangkong
Hal-hal yang istimewa di Pura Dalam
Karang Jangkong adalah terdapatnya monumen Jend P.P.H. van Ham. Pada 5 juli
1894 ekspedisi Belanda yang dipimpin Jendral
Vetter dan wakilnya Mayor Jendral PPH Van Ham tiba di pelabuhan Ampenan.
Dalam ekspedisi inilah terjadi pertempuran pasukan Belanda dengan pasukan
Kerajaan Mataram dan menewaskan Mayor Jendral
PPH Van Ham. Jenazah Van Ham sempat di makamkan di dekat makam umat
Hindu di Karang Jangkong. Sekitar 1 km dari pusat Kota Mataram. Tempat itu
kemudian didirikan monumen peringatan gugurnya Van Ham dan sampai kini sering
di kunjungi wisatawan Belanda yang berkunjung di Kota Mataram.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari apa
yang di sampaikan di atas bisa menarik kesimpulan bahwa pada umumnya Pura merupakan tempat suci untuk melaksanakan pemujaan kepada Ida Sang
Hyang Widhi Wasa berserta manifestasinya dan
pada khususnya berdasarkan makalah ini arti pura terutama pura dalem adalah
merupakan tempat pemujaan kepada deva siva dan dewi dhurga sebagai pemralina atau
pelebur termasuk tempat pelaksanaan kegiatan yadnya terutama kegiatan pitra
yadnya.
Pura
Dalem Karang Jangkong memiliki beberapa perbedaan dengan pura dalam pada
khususnya yaitu posisi Plinggih prajapati dan Gedongan pura dalem berada
berdekatan yang hampir bisa di katakan berada pada satu halaman dan di dekat
pura dalem terdapat monumen makam jendral Blanda yang merupakan bukti Sejarah
perjuangan warga Lombok dalam mempertahankan daerahnya dahulu dari penjajah.
3.2 Saran
Di
harapkan dapat menambah pengetahuan pembaca agar lebih banyak mengetahui
sejarah dan lokasi pura yang tersebar di pulau Lombok ini agar dapat bersama-sama
menjaga dan melestarikan pura yang merupakan warisan dari para sesepuh kita
terdahulu.
3.4 Daftar
Informan
1. NAMA : JERO MANGKU I NENGAH WENTEN
ALAMAT : JLN. MEKAR SARI SATU, GEBANG BARU
NO
HP : 081907079424
PEKERJAAN
: PEMANGKU
2. NAMA : JERO MANGKU I KETUT BUDHA
ALAMAT : JLN. YUDISTIRA NO 17 KARANG JASI,
MATARAM
NO
HP :
PEKERJAAN
: PEMANGKU
3. NAMA : I NYOMAN ARTHA KUSUMA,S.Ag
ALAMAT : JLN. ARJUNA, NO 12 KARANG JASI,
MATARAM
NO
HP : 081997649314
PEKERJAAN
: TOKOH MASYARAKAT
4. NAMA : I GEDE MANDIA, SH, M.Ag
ALAMAT : JLN. RADEN MAS NO 4 LINGKUNGAN GERUNG
BUTUN BARAT KELURAHAN MANDALIKA KECAMATAN SANDUBAYA
NO
HP : 087865668999
PEKERJAAN
: TOKOH MASYARAKAT
Daftar Pustaka
·
Direktoral Jendral Bimbingan Masyarakat
Hindu Departemen Agama. Pedoman Pembangunan Tempat Ibadah. 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar